Saya selalu berfikir
kebahagiaan adalah rumah besar, mobil mewah, jabatan tertinggi, harta
berlimpah. Tapi saya salah
Saya seringkali sibuk
mempersiapkan diri untuk hidup, tapi justru lupa untuk menjalaninya
Saya sering berekspektasi
berlebihan, mengadopsi rencana-rencana hebat tanpa mengukur pemahaman memadai
terhadap diri saya sendiri
Saya lupa bahwa roh dan
jiwa saya juga perlu menjalaninya, tak hanya rencana-rencana besar
Bagi saya, kebahagiaan
itu lebih sederhana dari apa yang saya bayangkan
Contohnya, di ulang tahun
saya yang ke 21, saya mendapat dua kado spesial dari sahabat saya. Sahabat
sejak saya duduk dibangku sekolah dasar
Mungkin saya mampu membeli
sepuluh atau bahkan dua puluh kado yang mereka berikan
Tapi esensinya berbeda.
Mereka memberi. Dan ini merupakan kebahagiaan tersendiri buat saya
Ketika pertama membuka
bungkusnya, saya hanya terdiam. Karena mereka memberi apa yang saya butuhkan
Ternyata bertambahnya
usia tak menjamin kedewasaan. Saya seringkali “lupa” untuk apa saya hidup
Saya sibuk mencari
pengalaman, sibuk membaca buku, sibuk menuntut ilmu, tanpa pernah menyadari
untuk apa
Saya sadar, 21 tahun
seharusnya saya berbenah. Berbenah dari sifat kekanak-kanakan yang terlalu
berambisi tanpa asertivitas
Saya hampir tidak
menyadari bahwa saya ada didunia juga karena rencana Tuhan. Lalu mengapa saya
mesti khawatir?
Life is when we are enjoy
the most
Satu hal lagi yang
membuat saya berfikir, ibu saya mengirim pesan singkat pada pagi hari tepat
pada tanggal 15 Januari yang isinya mengatakan bahwa
“Selamat ulang tahun
sayang, 21 tahun yang lalu kamu lahir dan menjadi tamu istimewa buat keluarga
ini”
Saat itu saya sedang
sarapan pagi bersama teman saya, saya bingung bagaimana saya menyembunyikan air
mata saya yang tumpah
Tanpa ekspektasi yang
melambung dan kata yang berbunga-bunga.
Bahkan beliau pun tidak
menggunakan kata “semoga sukses”, atau “semoga jadi anak yang shalihah” atau
“semoga berguna bagi nusa dan bangsa”
Beliau, yang saya belum
bisa memberikan apa-apa, bahwa sampai detik ini saya adalah tamu istimewa buat
keluarganya
Saya tahu, saya adalah
tamu, yang kapan saja saya bisa pergi dari sana
Tapi saya sadar, beliau
mengharapkan sesuatu yang sangat besar pada diri saya
Diusia saya yang semakin
berkurang ini, saya tahu bahwa saya harus menjalani hidup ini, bukan sekedar
mempersiapkannya
hello girl, yes you, willis! you are too childish to live in this big world.