Rabu, 21 November 2012

ini bukan lagi tentang Zionis, tapi Nurani

Assalamualaykum.Wr.Wb
hai guys, kali ini gue akan menggunakan deixis 'saya' supaya lebih terlihat formal dan mengena, hehe

saya merasa bahwa ada yang tidak beres dengan persoalan Palestina dan Israel. umat muslim menganggap bahwa ini sama saja dengan penodaan agama, dan ternyata, oke fine PBB tidak mau mendengarkannya, maka kita mau tidak mau menyimpulkan bahwa ini bukan lagi soal antara Islam dengan Zionis, sekali lagi ini tentang nilai kemanusiaan yang sepertinya tidak ada dalam diri Israel.

ketika saya browsing di internet, saya menemukan gambar ini.




well, begitu saya melihat, nafas saya tertahan sebentar. saya tidak mengeluarkan air mata karena saya tidak merasakan apa yang anak ini rasakan. tapi gambar ini benar-benar menohok saya sampai ke sel-sel yang ada di hati saya yang paling dalam. dan lagi-lagi, ini memang bukan soal Zionis, siapa yang salah, siapa yang pantas mati, siapa yang harus merasakan neraka jahanam, siapa yang harus mengurus mereka, siapa yang patut disalahkan! bukan! bukan itu! ini tentang Nurani, sayang.

Nurani saya memang sedang tertohok, lalu saya harus bagaimana? 
tidak mungkin rasanya saya menjadi relawan ke negeri yang tak saya kenal, jauh, jauh sekali dari pandangan mata saya yang memiliki keterbatasan, padahal untuk sekedar jajan saja saya harus mengemis dari orang tua, ah Palestina. memang jauh sekali letaknya, beribu-ribu kilometer dari tanah kelahiran, tapi adzan yang berkumandang di Masjidil Aqsa menyapu lenyapkan segala alasan dan batasan atas limit jarak. 

saya rasa, tiap orang, entah berasal dari ras kulit apapun dan dari strata sosial apapun, termasuk saya berhak untuk berjuang, walaupun hanya melalui tulisan. dan saya pikir, kalau ada orang yang merasa bahwa umat muslim sedang berlebihan menanggapi persoalan Palestina, sesungguhnya mereka tidak tau bagaimana rasanya tidur hanya dengan replika seorang ibu yang seharusnya raganya benar-benar disamping kita dan melindungi kita.

saya, entah ini memang berasal dari lubuk hati saya atau hanya terprovokasi media semata, saya merasa bahwa saya punya Nurani yang ingin saya kabarkan, bahwa saya bisa merasakan betapa sakitnya melihat orang asing menggorok leher ayah saya, bahwa orang asing mencabik-cabik tubuh ibu saya, bahwa orang asing meluluhlantahkan tanah air saya, bahwa orang asing dengan sekejap mata mencabut kebahagiaan saya menjadi kesengsaraan. 

untuk teman saya, adik-adik saya, kakak-kakak saya, yang saya tidak ingin memakai alasan kalian semua saudara se Islam, karena dunia tidak mau menerimanya, maka akhir kata saya memakai alasan bahwa kalian sama seperti saya, yang memiliki hak untuk hidup dan alasan kemanusiaan, kalian pasti lebih menyadari bahwa semua perjalanan hidup adalah sinema, bahkan lebih mengerikan, bukan? karena darah adalah darah, tangis adalah tangis dan luka tetaplah luka, tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakit kalian. 

tapi yakin bahwa Allah lah sutradara paling hebat, Dia juga penulis skrip drama perjalanan kalian yang telah Dia tulis dalam Al-Qur'an. kita semua tahu siapa pemenangnya. saya hanyalah penonton yang hanya bisa menyemangati kalian supaya bermain cantik dengan mereka. saya yakin

#salamNurani

Wassalamualaykum.Wr.Wb

2 komentar:

  1. lalu apakah yang bisa kita lakukan dari negeri yang terpisah daratan dan lautan dari negeri itu? apakah kita hanya berdiam diri dan tidak peduli serta acuh tak acuh dengan kejadian itu?
    apakah kita menutup mata seakan-akan tidak terjadi apa-apa disana?
    ataukah kita malah bersenang-senang di atas penderitaan mereka?
    dan jawabannya bukanlah sesuatu yg mudah..
    sedangkan terbayang di benakku adalah lontaran-lontaran roket yang terbang seperti terbangnya seekor capung.
    ah sungguh aku tidak bisa merasakan apabila aku berada di tempat mereka. apakah aku masih bisa tertawa seperti ini, apakah aku masih bisa bercanda seperti sekarang ini? sedangkan aku telah mendengarkan banyak cerita bahwasannya mereka tidaklah bisa tidur nyenyak pada malam-malam mereka.
    maka doakanlah mereka disaat waktu tersebut akan diijabahkannya doa oleh Allah. jangan pernah kita lemah dan malas dalam berdoa untuk rakyat Palestina. KARENA MEREKA ADALAH SAUDARA-SAUDARA KITA.

    BalasHapus

masukan yang membangun...