Bila
kita mendeskripsikan sebuah kata yang bernama IBU, maka yang ada dibenak kita
adalah sederhana, apa adanya, realistik dan jujur. Berkali-kalipun Rasullulah
bersabda “Ummu, Ummu, Ummu!” seperti itulah arti seorang ibu. Betapa
sempurnanya ibu bagi setiap orang.
Ibu saya hanyalah wanita yang biasa
saja. Memiliki banyak kekurangan dan beberapa kelebihan. Ibu memang tidak
sempurna, tapi kasih sayangnya yang menjadikan dirinya menjadi wanita sempurna
sepanjang perjalanan hidup saya. Ibu tidak pernah berkata TIDAK untuk saya. Dan
itu yang membuat saya sangat merindukan wanita sempurna itu.
Ketika saya hendak kuliah dimalang,
ibu memberikan pesan dan nasehat yang membuat saya makin mencintainya. Ibu saya
berkata “Nak, ibu tidak butuh ijazah kamu, ibu tidak butuh kamu menjadi
mahasiswa terbaik, ibu tidak butuh IPK kamu cum laude, tapi menuntut ilmulah
karena Allah, berusaha dan lakukan yang terbaik, bukan untuk menjadi yang
terbaik. Because It’s not about the winner, sayang. But It’s about the way you
get it. Jadilah wanita shalihah, yaitu wanita yang baik, wanita yang mampu
menjaga kehormatan diri, keluarga dan agama serta jadilah wanita yang
bermanfaat untuk orang lain karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
untuk orang lain. Dan jangan lupa, jadilah wanita yang biasa saja dan apa
adanya. Carilah ridho Allah maka kau akan mendapatkan segalanya. Serta terangilah
kamar kostmu nanti dengan sholat dan membaca Al-Qur’an.”
Subhanallah...betapa mulianya dia
dalam mendidik saya. Tidak pernah ibu tidak melibatkan Allah dalam mendidik
saya. Makin berat rasanya saya untuk meninggalkan Jakarta, terlebih ibu saya.
Tapi saya semakin mantap dan yakin mengapa saya harus menuntut ilmu hingga ke
Malang. Karena Allah telah menempatkan saya sebaik-baik tempat bagi saya. Dan
karena Allah ingin saya mewujudkan keinginan ibu saya melalui saya.
Kalau tahun ini saya menghadiahkan
ibu lulus ujian SNMPTN dan diterima di Universitas negeri, maka tahun depan
tepat pada bulan februari ketika ibu saya milad, saya akan pulang untuk liburan
semester sambil membawa nilai IPK 3,5. Saya tahu ini bukan indikator utama ibu
menginginkan hal ini, tapi disini saya tidak ingin menekankan pada nilai hasil
akhir yaitu IPK 3,5 tapi saya akan menekankan pada proses bagaimana saya
mendapatkannya. Betapa untuk mendapatkan hal itu saya harus berusaha ‘melakukan
yang terbaik’, dan saya selalu melibatkan Allah dalam segala hal yang saya
lakukan.
Ada lagi kado terindah untuk ibu.
Saya akan berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Dan saya
akan berusaha menjadi seorang wanita shalihah dan apa adanya. Saya yakin Allah
mengirimkan saya ke Universitas Brawijaya pasti karna tempat ini memang baik
untuk saya dan mampu menjadikan saya menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Sekarang saya memang bukanlah
apa-apa jika dibanding dengan perjuangan ibu dalam mendidik saya. Mungkin saya
belum bisa dan tidak akan pernah bisa membalas jasa air susu yang telah ibu
keluarkan tiap saya menangis, butiran keringat yang telah ia tumpahkan dalam
menjaga saya, bahu yang kokoh untuk saya bersandar ketika saya rapuh. Tapi
disurga kelak saya ingin menghadiahkan sebuah mahkota untuk ibu. Karena pada
hari kiamat Allah akan menghadiahkan sebuah mahkota bagi siapa saja yang
memiliki anak seorang tahfidz Al-Qur’an. Maka sekarang saya sedang mencoba
untuk menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, karena saya ingin
menghadiahkan ibu sebuah mahkota disurga kelak yang Allah pakaikan langsung.
Saya akan berusaha sekuat tenaga. Kalaupun memang saya tidak bisa menghafal
seluruh surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, paling tidak Allah akan menghargai
usaha saya dan memuliakan ibu saya di surga kelak.
“Dunia ini adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR.Muslim), maka saya akan
berusaha menjadi ‘sebaik-baik perhiasan itu’. Karena saya ingin mengangkat
derajat pemilik perhiasan itu yaitu ibu saya. Saya banyak belajar dari ibu
saya. Bagaimana mmenjadi seorang wanita yang apa adanya dan wanita yang
bermanfaat bagi orang lain. Karena ibu selalu merefleksikan segala
nasehat-nasehat itu pada saya.
wiliissssss ibukmu udah pake jilbab :D
BalasHapusudah kalo lebaran sama kondangan :p hehehe Insyallah ada waktunya, doain aja, walo bagaimanapun dia tetep ibu paling perfect hehe (semua ibu perfect)
BalasHapus