Kamis, 18 Oktober 2012

tentang ibu


Bila kita mendeskripsikan sebuah kata yang bernama IBU, maka yang ada dibenak kita adalah sederhana, apa adanya, realistik dan jujur. Berkali-kalipun Rasullulah bersabda “Ummu, Ummu, Ummu!” seperti itulah arti seorang ibu. Betapa sempurnanya ibu bagi setiap orang.
            Ibu saya hanyalah wanita yang biasa saja. Memiliki banyak kekurangan dan beberapa kelebihan. Ibu memang tidak sempurna, tapi kasih sayangnya yang menjadikan dirinya menjadi wanita sempurna sepanjang perjalanan hidup saya. Ibu tidak pernah berkata TIDAK untuk saya. Dan itu yang membuat saya sangat merindukan wanita sempurna itu.
            Ketika saya hendak kuliah dimalang, ibu memberikan pesan dan nasehat yang membuat saya makin mencintainya. Ibu saya berkata “Nak, ibu tidak butuh ijazah kamu, ibu tidak butuh kamu menjadi mahasiswa terbaik, ibu tidak butuh IPK kamu cum laude, tapi menuntut ilmulah karena Allah, berusaha dan lakukan yang terbaik, bukan untuk menjadi yang terbaik. Because It’s not about the winner, sayang. But It’s about the way you get it. Jadilah wanita shalihah, yaitu wanita yang baik, wanita yang mampu menjaga kehormatan diri, keluarga dan agama serta jadilah wanita yang bermanfaat untuk orang lain karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Dan jangan lupa, jadilah wanita yang biasa saja dan apa adanya. Carilah ridho Allah maka kau akan mendapatkan segalanya. Serta terangilah kamar kostmu nanti dengan sholat dan membaca Al-Qur’an.”
            Subhanallah...betapa mulianya dia dalam mendidik saya. Tidak pernah ibu tidak melibatkan Allah dalam mendidik saya. Makin berat rasanya saya untuk meninggalkan Jakarta, terlebih ibu saya. Tapi saya semakin mantap dan yakin mengapa saya harus menuntut ilmu hingga ke Malang. Karena Allah telah menempatkan saya sebaik-baik tempat bagi saya. Dan karena Allah ingin saya mewujudkan keinginan ibu saya melalui saya.
            Kalau tahun ini saya menghadiahkan ibu lulus ujian SNMPTN dan diterima di Universitas negeri, maka tahun depan tepat pada bulan februari ketika ibu saya milad, saya akan pulang untuk liburan semester sambil membawa nilai IPK 3,5. Saya tahu ini bukan indikator utama ibu menginginkan hal ini, tapi disini saya tidak ingin menekankan pada nilai hasil akhir yaitu IPK 3,5 tapi saya akan menekankan pada proses bagaimana saya mendapatkannya. Betapa untuk mendapatkan hal itu saya harus berusaha ‘melakukan yang terbaik’, dan saya selalu melibatkan Allah dalam segala hal yang saya lakukan.
            Ada lagi kado terindah untuk ibu. Saya akan berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Dan saya akan berusaha menjadi seorang wanita shalihah dan apa adanya. Saya yakin Allah mengirimkan saya ke Universitas Brawijaya pasti karna tempat ini memang baik untuk saya dan mampu menjadikan saya menjadi manusia yang lebih baik lagi.
            Sekarang saya memang bukanlah apa-apa jika dibanding dengan perjuangan ibu dalam mendidik saya. Mungkin saya belum bisa dan tidak akan pernah bisa membalas jasa air susu yang telah ibu keluarkan tiap saya menangis, butiran keringat yang telah ia tumpahkan dalam menjaga saya, bahu yang kokoh untuk saya bersandar ketika saya rapuh. Tapi disurga kelak saya ingin menghadiahkan sebuah mahkota untuk ibu. Karena pada hari kiamat Allah akan menghadiahkan sebuah mahkota bagi siapa saja yang memiliki anak seorang tahfidz Al-Qur’an. Maka sekarang saya sedang mencoba untuk menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, karena saya ingin menghadiahkan ibu sebuah mahkota disurga kelak yang Allah pakaikan langsung. Saya akan berusaha sekuat tenaga. Kalaupun memang saya tidak bisa menghafal seluruh surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, paling tidak Allah akan menghargai usaha saya dan memuliakan ibu saya di surga kelak.
            “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR.Muslim), maka saya akan berusaha menjadi ‘sebaik-baik perhiasan itu’. Karena saya ingin mengangkat derajat pemilik perhiasan itu yaitu ibu saya. Saya banyak belajar dari ibu saya. Bagaimana mmenjadi seorang wanita yang apa adanya dan wanita yang bermanfaat bagi orang lain. Karena ibu selalu merefleksikan segala nasehat-nasehat itu pada saya.



2 komentar:

  1. wiliissssss ibukmu udah pake jilbab :D

    BalasHapus
  2. udah kalo lebaran sama kondangan :p hehehe Insyallah ada waktunya, doain aja, walo bagaimanapun dia tetep ibu paling perfect hehe (semua ibu perfect)

    BalasHapus

masukan yang membangun...