Minggu, 21 Oktober 2012

ya AKU Pelacur, Tuhan




Dear diary

Tuhan, aku yang brengsek, atau Kau yang sedang melupakan aku?
Aku hanya butuh uang,
Aku capek harus menjajakan diriku dihadapan para lelaki hidung belang
Dihadapan para penguasa negeri, dihadapan para pemerkosa rakyat,
Hanya demi sesuap nasi, selembar kain sutera, sepercik penahan dahaga, sebutir emas, selaksa harga diri

Aku malu payudara ini diremas oleh mereka,
aku malu vagina ini dijamah oleh mereka

Mereka menunggangiku sambil berteriak soal kesejahteraan,
mereka menjamahku sambil mengajak diskusi soal cita-cita bangsa ini,

Tapi apa daya, bukankah ini ujian darimu?
Ketika kutangku sudah tidak menutupinya lagi?
Ketika celana dalamku sudah berlumur darah segar?

Ini bukan kesalahanku! Ini ujianmu, bukan?

Tuhan, mengapa kau berikan kebahagiaan dunia bukan pada aku yang merindukan kehormatan
Tapi pada mereka yang berlindung dibalik selembar kemunafikan,

Mereka tidak panas,
Mereka nyaman,
Mereka aman,
Mereka terhormat,

Tapi mereka sudah merampas ke-hakikian hidupku
Mereka yang telah mencabik-cabik kemaluanku,
Tapi aku yang menanggung perihnya

 (catatan hati seorang perek jalanan)






2 komentar:

  1. Cuma sedikit mengganjal, dengan kata-kata berikut:

    Tapi apa daya, bukankah ini ujian darimu?

    Ini bukan kesalahanku! Ini ujianmu, bukan?


    Pertanyaan itu bukan ditujukan untuk pembaca, apalagi saya, berarti yang bisa saya sampaikan hanya pertanyaan balik...

    Benarkah itu ujian ? ataukah lebih tepat disebut pilihan ?

    Selebihnya, nice n inspiratif...

    BalasHapus
  2. ya, terima kasih untuk masukan nya yang membangun :)

    BalasHapus

masukan yang membangun...